Elegan Nggak Harus Berisik: Kenalan Dulu Sama Old Money Style

Kamu pernah nggak sih, lihat seseorang lewat pakai outfit simpel tapi kelihatan elegan banget? Nggak banyak aksesoris, nggak pamer logo brand mahal, tapi kesannya tuh: wah! Aura seperti itu biasa disebut dengan istilah Old Money Style.

Gaya ini bukan cuma tren sementara, tapi udah jadi cerminan dari cara berpakaian keluarga kaya lama yang udah terbiasa tampil elegan tanpa harus berusaha keras. Dalam dunia fashion, istilah old money ini punya tempat khusus. Nggak hanya karena estetika yang klasik dan bersih, tapi juga karena filosofi hidup yang dibawanya: kurang itu lebih.

Nah, di artikel ini, kita akan ngobrolin secara santai tapi dalam soal old money style. Mulai dari ciri khasnya, cara mudah menirunya, sampai bagaimana kamu bisa tampil berkelas tanpa harus bikin kantong jebol.

Apa Itu Old Money Style dan Kenapa Orang-Orang Makin Suka?

Sebelum membahas cara menerapkannya, penting banget untuk tahu dulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan gaya old money. Apakah sekadar pakaian jadul? Atau gaya lama yang udah nggak relevan? Tentu nggak. Justru sebaliknya.

Old money style adalah gaya berpakaian yang mewakili kekayaan lama—bukan dari hasil flexing atau gaya hidup instan, tapi dari nilai klasik, kesopanan, dan selera tinggi yang dibentuk selama bertahun-tahun. Jadi, bukan hanya soal apa yang kamu pakai, tapi juga bagaimana kamu membawakannya.

Ciri-ciri Umum Old Money Style

Berikut beberapa ciri khas yang selalu terlihat dari gaya ini:

  • Potongan pakaian klasik: seperti blazer tailored, celana bahan lurus, atau dress midi yang feminin.
  • Warna netral & lembut: dominasi warna-warna seperti beige, navy, putih tulang, sage green, hingga dusty pink.
  • Tanpa logo mencolok: item branded oke, tapi nggak perlu terlihat berlebihan. Semakin subtle, semakin elegan.
  • Material premium: kain seperti linen, wol ringan, cashmere, dan katun tebal yang awet serta terasa mewah.
  • Aksesori minim: cukup jam tangan kulit, anting kecil, atau tas kulit klasik. Simple but classy.

Gaya ini makin digemari karena banyak orang mulai bosan dengan outfit yang heboh, penuh logo, atau serba tren. Di tengah dunia yang serba cepat dan ingin terlihat “wah”, old money style justru jadi penyeimbang: elegan, slow living, dan penuh taste.

Warna-Warna Esensial dalam Old Money Style: Kunci Kesederhanaan yang Mewah

Saat membahas old money style, hal pertama yang wajib kamu perhatikan adalah pemilihan warna. Warna bukan hanya elemen estetika semata, melainkan fondasi dari keseluruhan penampilan. Tanpa warna yang tepat, gaya old money bisa kehilangan identitasnya. Maka dari itu, sebelum kamu bicara soal bahan atau potongan, kenali dulu palet warna andalannya.

Gaya old money selalu lekat dengan warna-warna netral, lembut, dan tak mencolok. Kenapa? Karena warna-warna seperti itu menciptakan kesan tenang, dewasa, dan elegan tanpa terkesan ingin menarik perhatian berlebihan. Bahkan, dalam banyak kasus, warna-warna kalem justru memancarkan aura yang jauh lebih “mahal” dibanding warna terang.

Palet Warna Khas Old Money Style:

  • Ivory atau putih tulang – memberikan kesan bersih dan mahal. Cocok untuk atasan linen atau kemeja katun.
  • Beige dan camel – warna andalan untuk coat, celana bahan, atau knitwear.
  • Sage green dan dusty blue – lembut, tidak berisik, namun tetap terlihat muda dan sophisticated.
  • Navy dan abu-abu gelap – memberi kesan profesional, cocok untuk blazer dan dress semi-formal.
  • Cokelat tua – earthy tone yang memberi kesan hangat dan klasik.
  • Pastel kalem seperti dusty pink atau peach lembut – pilihan feminin yang tetap elegan.

Kamu nggak perlu punya semua warna ini sekaligus. Namun, dengan mulai membangun wardrobe dari warna-warna ini, kamu akan lebih mudah memadupadankan outfit dan tampil konsisten dalam gaya.

Selain itu, warna-warna netral juga memberi ruang lebih besar untuk eksplorasi bahan dan tekstur. Misalnya, blouse satin ivory akan terlihat lebih mahal dibanding blouse warna terang dengan bahan poliester mengkilap. Begitu pula dengan celana katun khaki, yang jauh lebih versatile dibanding jeans robek warna neon.

Transisinya pun mudah. Misalnya, dari siang ke malam, kamu tinggal tambahkan coat navy atau ganti scarf pastel dengan perhiasan tipis—tanpa harus ganti outfit total. Jadi, selain estetikanya tinggi, pemilihan warna dalam gaya ini juga sangat efisien dan fungsional.

Dan satu hal penting lagi: warna-warna ini cenderung memancarkan inner class, bukan sekadar style. Saat kamu memakai warna yang tenang, orang akan fokus pada pembawaanmu, bukan sekadar bajumu.

Bahan Kunci: Semakin Sederhana, Semakin Terlihat Mewah

Selain warna, elemen penting lain dalam gaya old money adalah bahan pakaian. Tanpa disadari, bahan punya pengaruh besar terhadap kesan keseluruhan dari penampilanmu. Bahkan, dengan desain yang simpel sekalipun, jika bahannya berkualitas, pakaian itu akan terlihat mahal dan elegan.

Gaya old money sangat menekankan bahan alami dan bertekstur tenang. Mereka menghindari bahan mengilap yang murah atau terlalu tipis yang mudah kusut. Kenapa? Karena bahan seperti itu bisa memberi kesan “murah” meski desainnya bagus.

Rekomendasi Bahan dalam Old Money Style:

  • Linen
    Sangat cocok untuk cuaca tropis seperti di Indonesia. Linen memberi kesan breathable, bersih, dan effortless. Kemeja atau blazer linen dalam warna netral adalah must-have.
  • Katun premium (cotton twill atau poplin)
    Tidak mudah lecek, jatuhnya bagus di badan, dan memberi kesan rapi. Cocok untuk kemeja, atasan formal, atau celana kerja.
  • Wool ringan
    Untuk kamu yang ingin tampil old money saat ke kantor atau acara formal, blazer atau coat berbahan wool akan langsung menaikkan kelas tampilanmu.
  • Sutra atau satin premium
    Biasanya digunakan untuk scarf, blouse, atau bahkan dress malam. Bahan ini memantulkan cahaya dengan cara yang halus, tidak berlebihan.
  • Cashmere
    Jika kamu tinggal di daerah dingin atau sedang bepergian ke tempat bersuhu rendah, cashmere sweater bisa jadi simbol old money paling kuat. Bahannya lembut, tahan lama, dan tidak perlu logo besar untuk menunjukkan kualitasnya.

Mengapa bahan penting? Karena bahan mempengaruhi bagaimana pakaian jatuh di tubuh, bagaimana ia memantulkan cahaya, serta seberapa rapi kamu terlihat sepanjang hari. Bahkan, bahan yang bagus bisa membuat outfit thrift-an jadi terlihat seperti beli dari butik eksklusif.

Dan kabar baiknya, kamu nggak perlu keluar banyak uang untuk dapat bahan bagus. Banyak brand lokal dan thrift store yang menjual item dengan bahan linen, katun tebal, atau bahkan wool ringan dengan harga ramah dompet. Kuncinya adalah lebih selektif saat belanja dan tidak mudah tergoda model unik yang cepat bosan.

Intinya, saat kamu memakai bahan berkualitas, kamu sedang berinvestasi. Tidak hanya pada penampilan luar, tapi juga pada kenyamanan dan daya tahan pakaian itu sendiri. Bahan yang baik akan bertahan lama, terlihat elegan, dan membuat kamu merasa percaya diri tanpa usaha keras.

Potongan Klasik: Investasi Gaya yang Nggak Pernah Salah

Old Money Style

Setelah warna dan bahan, hal berikutnya yang paling menentukan keberhasilan penampilan old money adalah potongan pakaian. Kenapa ini penting? Karena gaya ini bukan soal ikut tren, tapi soal membentuk siluet yang selalu relevan, rapi, dan timeless.

Orang dengan gaya old money jarang menggunakan model baju yang aneh-aneh atau eksperimental. Mereka lebih memilih pakaian dengan garis potong bersih, proporsional, dan minim detail mencolok. Bahkan dengan pakaian sederhana, mereka bisa tampil berkelas karena potongannya “jatuhnya pas”.

Ciri-Ciri Potongan Klasik Old Money:

  • Tidak terlalu ketat, tapi tetap membentuk tubuh
  • Tidak terlalu longgar, tapi nyaman dipakai seharian
  • Jahitan rapi dan presisi
  • Fokus pada bentuk bahu, pinggang, dan panjang yang proporsional

Beberapa Item Klasik yang Selalu Tampil Elegan:

  1. Blazer tailored
    Potongan pas di bahu, bagian pinggang masuk sedikit, dan panjang blazer yang jatuh tepat di panggul memberi kesan powerful sekaligus feminin.
  2. Celana high-waist lurus
    Membuat kaki terlihat jenjang dan menampilkan siluet elegan. Hindari model ketat atau sobek-sobek kalau ingin terlihat refined.
  3. Rok midi A-line
    Cocok untuk berbagai bentuk tubuh. Terlihat sopan dan cantik dalam satu waktu, apalagi bila dipadukan dengan atasan tucked-in.
  4. Dress sheath polos
    Model lurus, tanpa potongan aneh atau detail berlebihan. Pilih warna netral dan bahan tebal, kamu langsung dapat tampilan klasik ala socialite.
  5. Kemeja oxford
    Dengan kerah tegas dan bahan sedikit tebal, kemeja ini jadi andalan gaya preppy old money. Bisa di pakai sendiri atau sebagai lapisan dalam blazer.

Potongan klasik ini bukan hanya mudah dipadupadankan, tapi juga awet secara gaya. Kamu nggak perlu buang baju setiap 6 bulan karena tren berubah. Justru sebaliknya, kamu bisa terus pakai item yang sama bertahun-tahun—dan tetap terlihat sophisticated.

Selain itu, model pakaian seperti ini juga mudah di jadikan fondasi capsule wardrobe. Artinya, kamu bisa menciptakan banyak gaya hanya dengan sedikit item yang berkualitas. Praktis, hemat, dan tetap on point.

FAQ Seputar Old Money Style

1. Apakah gaya old money selalu harus mahal?
Nggak harus! Justru esensi gaya ini ada di pemilihan potongan klasik dan warna yang tenang. Kamu bisa dapat banyak outfit old money dari thrift shop atau brand lokal asal pilih bahan dan potongan yang tepat.

2. Apa bedanya old money style dengan minimalist fashion?
Mirip, tapi bukan sama. Minimalist fashion lebih fokus ke jumlah item dan konsep capsule wardrobe. Sementara old money style menekankan kualitas, kesopanan, dan estetika klasik dari penampilan orang kaya generasi lama.

3. Apakah old money style cocok untuk wanita berhijab?
Banget! Justru potongan longgar, warna netral, dan layering yang sopan sangat cocok untuk hijabers. Blouse panjang, celana bahan, pashmina clean look—semua bisa masuk ke gaya ini.

4. Gimana cara mulai gaya ini tanpa ganti isi lemari?
Mulai dari mix & match warna netral, potongan klasik, dan hindari item dengan logo mencolok. Gunakan apa yang kamu punya dulu, dan tambahkan satu demi satu item old money-friendly saat belanja berikutnya.

5. Apakah pria juga bisa tampil dengan gaya old money?
Tentu saja! Kemeja oxford, celana khaki, jas tailored, sepatu loafers—semuanya termasuk elemen gaya old money versi pria. Yang penting tetap rapi, clean, dan nggak berlebihan.

Elegan Tanpa Pamer Itu Mungkin, dan Kamu Bisa Mulai Hari Ini

Gaya old money bukan soal pamer kemewahan. Ini tentang rasa hormat pada kesederhanaan, kualitas, dan diri sendiri. Tampil kalem, tapi punya power. Nggak norak, tapi penuh wibawa. Nggak mengejar tren, tapi tetap stylish sepanjang masa.

Yang terpenting, kamu nggak perlu menunggu jadi orang kaya dulu untuk menerapkan gaya ini. Mulailah dengan apa yang kamu punya. Pilih warna yang kalem, potongan yang timeless, dan bawa dirimu dengan percaya diri.

Karena di akhir hari, gaya terbaik adalah yang membuatmu nyaman menjadi diri sendiri.

Kalau kamu suka artikel ini, yuk share ke teman kamu yang butuh inspirasi gaya elegan tanpa ribet. Dan jangan lupa tinggalkan komentar—gaya old money versimu kayak apa?